Jumat, 30 November 2012

PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM


0
Pendidikan 1 Anak dalam Islam
Oleh :
Syaikh YĆ«suf Muhammad al-Hasan
Hak Terjemahan Pada Yayasan Al-Sofwa
Dilarang Diperjualbelikan dan didistribusikan untuk
tujuan komersil
Disebarkan dalam bentuk Ebook di
Maktabah Abu Salma al-Atsari
http://dear.to/abusalma
Pendidikan 2 Anak dalam Islam
Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami
dan keturunan kami kesenangan hati, dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa."
( QS. Al-Furqan : 74 )
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At Tahrim: 6 ).
"Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya
kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu
bermanfaat, atau anak shaleh yang
mendo'akannya."
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
Pendidikan 3 Anak dalam Islam
PENDAHULUAN
egala puji milik Allah Tuhan semesta alam.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Rasul termulia, kepada keluarga dan para
sahabatnya.
Seringkali orang mengatakan: "Negara ini adikuasa, bangsa
itu mulia dan kuat, tak ada seorangpun yang berpikir
mengintervensi negara tersebut atau menganeksasinya
karena kedigdayaan dan keperkasaannya" .
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan ekonomi, militer,
teknologi dan kebudayaan. Namun, yang terpenting dari ini
semua adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah
sendi yang menjadipusat segala elemen kekuatan lainnya.
Tak mungkin senjata dapat dimanfaatkan, meskipun
canggih, bila tidak ada orang yang ahli dan pandai
menggunakannya. Kekayaan, meskipun melimpah, akan
menjadi mubadzir tanpa ada orang yang mengatur dan
mendaya-gunakannya untuk tujuan-tujuan yang
bermanfaat.
Dari titik tolak ini, kita dapati segala bangsa menaruh
perhatian terhadap pembentukan individu, pengembangan
S
Pendidikan 4 Anak dalam Islam
sumber daya manusia dan pembinaan warga secara khusus
agar mereka menjadi orang yang berkarya untuk bangsa
dan berkhidmat kepada tanah air.
Sepatutnya umat Islam memperhatikan pendidikan anak
dan pembinaan individu untuk mencapai predikat "umat
terbaik", sebagaimana dinyatakan Allah 'Azza Wa lalla
dalam firman-Nya:
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dariyang munkar... ". (Surah Ali Imran :
110).
Dan agar mereka membebaskan diri dari jurang dalam yang
mengurung diri mereka, sehingga keadaan mereka dengan
umat lainnya seperti yang beritakan Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam :
"Hampir saja umat-umat itu mengerumuni kalian
bagaikan orang-orang yang sedang makan
berkerumun disekitar nampan.". Ada seorang yang
bertanya: "Apakah karena kita berjumlah sedikit pada
masa itu?" Jawab beliau: "Bahkan kalian pada masa
itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian bagaikan
buih air bah. Allah niscaya mencabut dari hati musuh
kalian rasa takut kepada kalian, dan menanamkan
Pendidikan 5 Anak dalam Islam
rasa kelemahan dalam dada kalian". Seorang
bertanya: "Ya Rasulullah, apakah maksud kelemahan
itu?" Jawab beliau: "Yaitu cinta kepada dunia dan
enggan mati".
Pendidikan 6 Anak dalam Islam
PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM
eluarga mempunyai peranan penting dalam
pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat
Islam maupun non-Islam. Karerena keluarga
merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di
mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya
pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam
pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam
kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut
apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat
membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah
sudahnya.
Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam
pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan
batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan
pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personilpersonilnya.
Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingya peranan
keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam
upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka
K
Pendidikan 7 Anak dalam Islam
mengerahkan segala usaha ntuk mencapai tujuan itu.
Sarana yang mereka pergunakan antara lain:
1. Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan
kepadanya agar meninggallkan tugasnya yang utama
dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan
generasi.
2. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik
mereka di tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari
keluarga, agar mudah dirusak nantinya.
3. Merusak masyarakat dengan menyebarkan
kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga,
individu dan masyarakat seluruhnya dapat
dihancurkan.
Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari
pentingya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid
Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua
dalam pendidikan mengatakan: "Ketahuilah, bahwa anak
kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya
yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari
pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan
condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika
dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam
kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia
Pendidikan 8 Anak dalam Islam
dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika
dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang
temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya
pun ditanggung oleh penguru dan walinya. Maka hendaklah
ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya
akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat,
tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula
menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan
menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila
dewasa."
Pendidikan 9 Anak dalam Islam
TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
anyak penulis dan peneliti membicarakan tentang
tujuan pendidikan individu muslim. Mereka
berbicara panjang lebar dan terinci dalam bidang
ini, hal yang tentu saja bermanfaat. Apa yang mereka
katakan kami ringkaskan sebagai berikut:
"Nyatalah bahwa pendidikan individu dalam islam
mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu, yaitu:
menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa
totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah
pada shalat, shaum dan haji; tetapi setiap karya yang
dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata
merupakan ibadah." (Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al
Mu'atstsirat as Salbiyah fi Tarbiyati at Thiflil Muslim wa
Thuruq 'Ilajiha, hal. 76.
MEMPERHATIKAN ANAK SEBELUM LAHIR
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum
kelahirannya, dengan memilih isteri yang shalelhah,
B
Pendidikan 10 Anak dalam Islam
Rasulullah SAW memberikan nasehat dan pelajaran kepada
orang yang hendak berkeluarga dengan bersabda :
"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya
engkau merugi" (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Begitu pula bagi wanita, hendaknya memilih suami yang
sesuai dari orang-orang yang datang melamarnya.
Hendaknya mendahulukan laki-laki yang beragama dan
berakhlak. Rasulullah memberikan pengarahan kepada
para wali dengan bersabda :
"Bila datang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan
akhlaknya, maka kawikanlah. Jika tidak kamu lakukan,
nisacayaterjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang
besar"
Termasuk memperhatikan anak sebelum lahir, mengikuti
tuntunan Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga kita.
Rasulullah memerintahkan kepada kita:
"Jika seseorang diantara kamu hendak menggauli isterinya,
membaca: "Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami
dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau
karuniakan kepada kami". Maka andaikata ditakdirkan
keduanya mempunyai anak, niscaya tidak ada syaitan yang
dapat mencelakakannya".
Pendidikan 11 Anak dalam Islam
MEMPERHATIKAN ANAK KETIKA DALAM KANDUNGAN
Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran
Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan.
Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak
sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun
memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih
menjadi janin dalam kandungan ibunya. Islam
mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada
bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang
dikandungnya. Sabda Rasulullah :
"Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi
orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang
yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil"
(Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa'i. Kata
Al Albani dalam Takhrij al Misykat: "Isnad hadits inijayyid' )
Sang ibu hendaklah berdo'a untuk bayinya dan memohon
kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik,
bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum
muslimin. Karena termasuk do'a yang dikabulkan adalah
do'a orangtua untuk anaknya.
Pendidikan 12 Anak dalam Islam
MEMPERHATIKAN ANAK SETELAH LAHIR
Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orangtua atau wali
dan orang di sekitamya melakukan hal-hal berikut:
1. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat
atas kelahiran.
Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini
kepada keluarga dan sanak famili, sehingga semua
akan bersuka cita dengan berita gembira ini. Firman
Allah 'Azza Wa Jalla tentang kisah Nabi Ibrahim
'Alaihissalam bersama malaikat:
"Dan isterinya berdiri (di balik tirai lalu dia
tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita
gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari lshaq
(akan lahir puteranya) Ya 'qub. " (Surah Hud : 71).
Dan firman Allah tentang kisah Nabi Zakariya
'Alaihissalam:
"Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakariya,
sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab
(katanya): "Sesungguhnya Allah mengembirakan
kamu dengan kelahiran (seorang puteramu ) Yahya
" (Ali Imran: 39).
Pendidikan 13 Anak dalam Islam
Adapun tahni'ah (ucapan selamat), tidak ada nash
khusus dari Rasul dalam hal ini, kecuali apa yang
disampaikan Aisyah Radhiyallahu 'Anha:
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam apabila
dihadapkan kepada beliau anak-anak bayi, maka
beliau mendo'akan keberkahan bagi mereka dan
mengolesi langit-langit mulutnya (dengan korma
atau madu)" (Hadits riwayat Muslim dan Abu
Dawud).
Abu Bakar bin Al Mundzir menuturkan:
Diriwayatkan kepada kami dari Hasan Basri, bahwa
seorang laki-laki datang kepadanya sedang ketika
itu ada orang yang baru saja mendapat kelahiran
anaknya. Orang tadi berkata: Penunggang kuda
menyampaikan selamat kepadamu. Hasan pun
berkata: Dari mana kau tahu apakah dia
penunggang kuda atau himar? Maka orang itu
bertanya: Lain apa yang mesti kita ucapkan.
Katanya: Ucapkanlah:
"Semoga berkah bagimu dalam anak, yang diberikan
kepadamu, Kamu pun bersyukur kepada Sang
Pemberi, dikaruniai kebaikannya, dan dia mencapai
Pendidikan 14 Anak dalam Islam
kedewasaannya" (Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul
fi Ahkamil Maulud.)
2. Menyerukan adzan di telinga bayi.
Abu Rafi' Radhiyallahu 'Anhu menuturkan:
"Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan
pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan
Fatimah" (Hadits riwayat Abu Dawud dan At
Tirmidzi.
Hikmahnya, Wallahu A'lam, supaya adzan yang
berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat
itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke
telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena
adzan berpengaruh untuk mengusir dan
menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang
ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan
mencelakakannya. Ini sesuai dengan pemyataan
hadits:
"Jika diserukan adzan untuk shalat, syaitan lari
terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai
tidak mendengar seruan adzan" (Ibid)
Pendidikan 15 Anak dalam Islam
3. Tahnik (Mengolesi langit-langit mulut).
Termasuk sunnah yang seyogianya dilakukan pada
saat menerima kelahiran bayi adalah tahnik, yaitu
melembutkan sebutir korma dengan dikunyah atau
menghaluskannya dengan cara yang sesuai lalu
dioleskan di langit-langit mulut bayi.
Caranya,dengan menaruh sebagian korma yang
sudah lembut di ujung jari lain dimasukkan ke
dalam mulut bayi dan digerakkan dengan lembut ke
kanan dan ke kiri sampai merata. Jika tidak ada
korma, maka diolesi dengan sesuatu yang manis
(seperti madu atau gula). Abu Musa menuturkan:
"Ketika aku dikaruniai seorang anak laki-laki, aku
datang kepada Nabi, maka beliau menamainya
Ibrahim, mentahniknya dengan korma dan
mendo'akan keberkahan baginya, kemudian
menyerahkan kepadaku".
Tahnik mempunyai pengaruh kesehatan
sebagaimana dikatakan para dokter. Dr. Faruq
Masahil dalam tulisan beliau yang dimuat majalah
Al Ummah, Qatar, edisi 50, menyebutkan: "Tahnik
dengan ukuran apapun merupakan mu'jizat Nabi
dalam bidang kedokteran selama empat belas abad,
Pendidikan 16 Anak dalam Islam
agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah di
baliknya. Para dokter telah membuktikan bahwa
semua anak kecil (terutama yang baru lahir dan
menyusu) terancam kematian, kalau terjadi salah
satu dari dua hal:
a. Jika kekurangan jumlah gula dalam darah
(karena kelaparan).
b. Jika suhu badannya menurun ketika kena
udara dingin di sekelilingnya."'
4. Memberi nama.
Termasuk hak seorang anak terhadap orangtua
adalah memberi nama yang baik. Diriwayatkan dari
Wahb Al Khats'ami bahwa Rasulullah bersabda:
" Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat
disukai Allah Ta'ala yaitu Abdullah dan
Abdurrahman, sedang nama yang paling manis yaitu
Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek
yaitu Harb dan Murrah" ( HR.Abu Daud An Nasa'i)
Pemberian nama merupakan hak bapak.Tetapi boleh
baginya menyerahkan hal itu kepada ibu. Boleh juga
diserahkan kepada kakek, nenek,atau selain
mereka.
Pendidikan 17 Anak dalam Islam
Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang
baik. Disebutkan Ibnul Qayim dalam Tuhfaful
Wadttd bi Ahkami Maulud, bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasalam tatkala melihat Suhail
bin Amr datang pada hari Perjanjian Hudaibiyah
beliau bersabda: "Semoga mudah urusanmu"
Dalam suatu perjalanan beliau mendapatkan dua
buah gunung, lain beliau bertanya tentang
namanya. Ketika diberitahu namanya Makhez dan
Fadhih, beliaupun berbelok arah dan tidak
melaluinya.( Ibnu Qayim Al Jauziyah, Tuhfatul
Wadud, hal. 41.)
Termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang
jelek dengan nama yang baik. Beliau pernah
mengganti nama seseorang 'Ashiyah dengan
Jamilah, Ashram dengan Zur'ah. Disebutkan oleh
Abu Dawud dalam kitab Sunan :"Nabi mengganti
nama 'Ashi, 'Aziz, Ghaflah, Syaithan, Al Hakam dan
Ghurab. Beliau mengganti nama Syihab dengan
Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji' dengan Al
Munba'its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah
(Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan
Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah
Pendidikan 18 Anak dalam Islam
(Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah
(Anak keturunan balk)." (Ibid)
5. Aqiqah.
Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari
ketujuh dari kelahirannya. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi,
katanya: Rasulullah bersabda:
"Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah
untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya" (HR.
Al Bukhari.)
Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha,bahwaRasulullah
bersabda:
"Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang
sebanding, sedang untuk anak perempuan seekor
kambing" (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Aqiqah merupakah sunnah yang dianjurkan.
Demikian menurut pendapat yang kuat dari para
ulama. Adapun waktu penyembelihannya yaitu hari
ketujuh dari kelahiran. Namun, jika tidak bisa
dilaksanakan pada hari ketujuh boleh dilaksanakan
kapan saja, Wallahu A'lam.
Pendidikan 19 Anak dalam Islam
Ketentuan kambing yang bisa untuk aqiqah sama
dengan yang ditentukan untuk kurban. Dari jenis
domba berumur tidak kurang dari 6 bulan, sedang
dari jenis kambing kacang berumur tidak kurang
dari 1 tahun, dan harus bebas dari cacat.
6. Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak
seberat timbangannya.
Hal ini mempunyai banyak faedah, antara lain:
mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala,
membuka pori-pori di samping memperkuat indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman.
(Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Auladfil Islam, juz
1.)
Bersedekah perak seberat timbangan rambutnya
pun mempunyai faedah yang jelas.
Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari
bapaknya, katanya:
"Fatimah Radhiyalllahu 'anha menimbang rambut
Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia
mengeluarkan sedekah berupa perak seberat
timbangannya (HR. Imam Malik dalam Al
Muwaththa')
Pendidikan 20 Anak dalam Islam
7. Khitan.
Yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar
kepala zakar pada anak laki-laki, atau bagian kulit
yang menonjol di atas pintu vagina pada anak
perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah bersabda:
"Fitrah itu lima: khitan, mencukur rambut
kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku,
mencabut bulu ketiak" (HR. Al-bukhari, Muslim)
Khitan wajib hukumnya bagi kaum pria, dan
rnustahab (dianjurkar) bagi kaum
wanita.WallahuA'lam.
Inilah beberapa etika terpenting yang perlu diperhatikan
dan dilaksanakan oleh orangtua atau pada saat-saat
pertama dari kelahiran anak.
Namun, di sana ada beberapa kesalahan yang terjadi pada
saat menunggu kedatangannya Secara singkat, antara lain:
A. Membacakan ayat tertentu dari Al Qur'an untuk
wanita yang akan melahirkan; atau menulisnya lalu
dikalungkan pada wanita, atau menulisnya lalu
dihapus dengan air dan diminumkan kepada wanita
itu atau dibasuhkan pada perut dan farji
(kemaluan)nya agar dimudahkan dalam melahirkan.
Pendidikan 21 Anak dalam Islam
ltu semua adalah batil, tidak ada dasamya yang
shahih dari Rasulullah, Akan tetapi bagi wanita yang
sedang menahan rasa sakit karena melahirkan wajib
berserah diri kepada Allah agar diringankan dari rasa
sakit dan dibebaskan dari kesulitannya Dan ini tidak
bertentangan dengan ruqyah yang disyariatkan.
B. Menyambut gembira dan merasa senang dengan
kelahiran anak laki-laki, bukan anak perempuan.
Hal ini termasuk adat Jahiliyah yang dimusuhi Islam.
Firman Allah yang berkenaan dengan mereka:
"Apabila seseorang dari merea diberi kabar dengan
(kelahiran) anak, perempuan, hitamlah (merah
padamlah) matanya, dan dia sangat marah; ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak,
disebabkan buruknya berita yang disampaikan
padanya. Apakah dia akan memeliharannya dengan
menanggumg kehinaan ataukah akan
menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?
Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang telah
mereka lakukan itu"(Surah An Nahl : 58-59).
Mungkin ada sebagian orang bodoh yang bersikap
berlebihan dalam hal ini dan memarahi isterinya
karena tidak melahirkan kecuali anak perempuan.
Mungkin pula menceraikan isterinya karena hal itu,
Pendidikan 22 Anak dalam Islam
padahal kalau dia menggunakan akalnya, semuanya
berada di tangan Allah 'Azza wa lalla. Dialah yang
memberi dan menolak. Firman-Nya:
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa
yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak
lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki atau Dia
menganugerahkan kepada siapa yang dia
kehendaki-Nya, dan dia menjadikan Mandul siapa
yang Dia kehendaki…" (Surah Asy Syura :49-50).
Semoga Allah memberikan petunjukkepada seluruh
kaum Muslimin.
C. Menamai anak dengan nama yang tidak
pantas.Misalnya, nama yang bermakna jelek, atau
nama orang-orang yang menyimpang seperti
penyanyi atau tokoh kafir. Padahal menamai anak
dengan nama yang baik merupakan hak anak yang
wajib atas walinya. Termasuk kesalahan yang
berkaitan dengan pemberian nama, yaitu
ditangguhkan sampai setelah seminggu.
D. Tidak menyembelih aqiqah untuk anak padahal
mampu melakukannya. Aqiqah merupakan tuntunan
Pendidikan 23 Anak dalam Islam
Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam, dan mengikuti
tuntunan beliau adalah sumber segala kebaikan.
E. Tidak menetapi jumlah bilangan yang ditentukan
untuk aqiqah. Ada yang mengundang untuk acara
aqiqah semua kenalannya dengan menyembelih 20
ekor kambing, ini merupakan tindakan berlebihan
yang tidak disyariatkan. Ada pula yang kurang dari
jumlah bilangan yang ditentukan, dengan
menyembelih hanya seekor kambing untuk anak iakilaki,
inipun menyalahi yang disyariatkan. Maka
hendaklah kita menetapi sunnah Rasul Shallallahu
'alaihi wasalam tanpa menambah ataupun
mengurangi.
F. Menunda khitan setelah akil baligh.Tradisi ini dulu
terjadi pada beberapa suku, seorang anak dikhitan
sebelum kawin dengan cara yang biadab di hadapan
orang banyak.
Itulah sebagian kesalahan, dan masih banyak lainnya.
Semoga cukup bagi kita dengan menyebutkan etika dan tata
cara yang dituntunkan ketika menerima kelahiran anak.
Karena apapun yang bertentangan dengan hal-hal tersebut,
termasuk kesalahan yang tidak disyariatkan. (Disarikan
Pendidikan 24 Anak dalam Islam
dari kitab Adab Istiqbal al Maulud fil Islam, oleh ustadz
Yusuf Abdullah al Arifi)
MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA ENAM TAHUN
PERTAMA
Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun
pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling
penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat
mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang
terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan
tampak pengaruh-pengaruhnya dengannyata pada
kepribadiannya ketika menjadi dewasa. (Aisyah
Abdurrahman Al Jalal, Al Muatstsirat as Salbiyah.)
Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak
perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini.
Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua
dapat kami ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari
pihak kedua orangtua, terutama ibu.
Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika
anak tidak merasakan cintakasih ini,maka akan tumbuh
mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang
Pendidikan 25 Anak dalam Islam
disekitamya. "Seorang ibu yang muslimah harus menyadari
bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya
untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya
berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak
seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan haknya
dalam perasaan-perasaan ini, yang dikaruniakan Allah
dengan rahmat dan hikmah-Nya dalam diri ibu, yang
memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan
anak." (Muhammad Quthub, Manhaiut Tarbiyah Al
Islamiyah, juz 2.)
Maka sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal
ini dan tidak sibuk dengan kegiatan karir di luar rumah,
perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya.
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan
pertama dari awal kehidupannya.
Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah
terbukti bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan
buang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap, sesuatu
yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali
sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan
hal ini.
Pendidikan 26 Anak dalam Islam
Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan
pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol
tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.
3. Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik
bagi anak dari permulaan kehidupannya.
Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku
mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak
secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil
dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga
kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah
di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali
pada pribadi anak. "Karena kemampuan anak untuk
menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali.
Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita
melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak
mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang
dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di sana
ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu
alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya
mungkin terlambat sedikit atau banyak.
Akan tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun.
Anak akan menangkap secara tidak sadar, atau tanpa
kesadaran puma, dan akan meniru secara tidak sadar, atau
Pendidikan 27 Anak dalam Islam
tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau didengar di
sekitamya." (Ibid.)
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti
dilakukan dalam pergaulannya.
Antara lain: (Silahkan lihat Ahmad Izuddin Al Bayanuni,
MinhajAt TarbiyahAsh Shalihah.)
· Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum
dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan
kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke
tangan kanannya secara halus.
· Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam
berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau
lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas
pakaiannya memulai dari kiri.
· Dilarang tidur tertelungkup dandibiasakan —tidur
dengan miring ke kanan.
· Dihindarkan tidak memakai pakaian atau celana
yang pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran
menutup aurat dan malu membukanya.
· Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.
· Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan
dijauhkan dari sikap rakus.
Pendidikan 28 Anak dalam Islam
· Dilarang bermain dengan hidungnya.
· Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak
makan.
· Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat
dan tidak memulai makan sebelum orang lain.
· Tidak memandang dengan tajam kepada makanan
maupun kepada orang yang makan.
· Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa dan
supaya mengunyah makanan dengan baik.
· Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak
mengingini yang tidak ada.
· Dibiasakan kebersihan mulut denganmenggunakan
siwak atau sikat gigi setelah makan, sebelum tidur,
dan sehabis bangun tidur.
· Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam
makanan atau permainan yang disenangi, dengan
dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya,
sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak
tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati
sesuatu makanan atau permainan.
· Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan
mengulanginya berkali-kali setiap hari.
Pendidikan 29 Anak dalam Islam
· Dibiasakan membaca "AZhamdulillah" jika bersin,
dan mengatakan "Yarhamukallah" kepada orang yang
bersin jika membaca "Alhamdulillah".
· Supaya menahan mulut dan menutupnya jika
menguap, dan jangan sampai bersuara.
· Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu
kebaikan, sekalipun hanya sedikit.
· Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya,
tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata:
Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).
· Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua
atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak
memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk
menghormati mereka.
· Dibiasakan bejalan kaki pada trotoar, bukan di
tengah jalan.
· Tidak membuang sampah dijalanan, bahkan
menjauhkan kotoran darinya.
· Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang
yang dijumpainya dengan mengatakan "Assalamu
'Alaikum" serta membalas salam orang yang
mengucapkannya.
Pendidikan 30 Anak dalam Islam
· Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan
bahasa yang baik.
· Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa
saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu
yang diperbolehkan.
· Bila membantah diperingatkan supaya kembali
kepada kebenaran dengan suka rela, jika
memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk
menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik
daripada tetap membantah dan membandel.
· Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima
kasih kepada anak jika menuruti perintah dan
menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan
hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan
atau diajak jalan-jalan.
· Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti
bermain dengan pasir dan permainan yang
diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya
kotor. Karena permainan pada periode ini penting
sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
· Ditanamkan kepada anak agar senang pada alat
permainan yang dibolehkan seperti bola, mobilPendidikan
31 Anak dalam Islam
mobilan, miniatur pesawat terbang, dan lainlainnya.
Dan ditanamkan kepadanya agar membenci
alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang
seperti manusia dan hewan.
· Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan
tidak mengambil permainan ataupun makanan
orang lain, sekalipun permainan atau makanan
saudaranya sendiri.
MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA SETELAH ENAM
TAHUN PERTAMA
Pada periode ini anak menjadi lebih siap untuk belajar
secara teratur. Ia mau menerima pengarahan lebih banyak,
dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman
sepermainannya. Dapat kita katakan, pada periode ini anak
lebih mengerti dan lebih semangat untuk belajar dan
memperoleh ketrampilan-ketrampilan, karenanya ia bisa
diarahkan secara langsung. Oleh sebab itu, masa ini
termasuk masa yang paling penting dalam pendidikan dan
pengarahan anak.
Pendidikan 32 Anak dalam Islam
Kita, Insya Allah, akan membicarakan tentang aspek-aspek
terpenting yang perlu diperhatikan oleh para pendidik pada
periode ini. Yaitu:
1. Pengenalan Allah dengan cara yang sederhana.
Pada periode ini dikenalkan kepada anak tentang Allah
'Azza Wajalla dengan cara yang sesuai dengan pengertian
dan tingkat pemikirannya. Diajarkan kepadanya:
· Bahwa Allah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
· Bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu. Pencipta
langit, bumi, manusia, hewan, pohon-pohonan,
sungai dan lain-lainnya. Pendidik dapat
memanfaatkan situasi tertentu untuk bertanya
kepada anak, misalnya ketika bejalan-jalan di taman
atau padang, tentang siapakah Pencipta air,
sungai,bumi,pepohonan dan lain-lainnya, untuk
menggugah perhatiannya kepada keagungan Allah.
· Cinta kepada Allah, dengan ditunjukkan kepadanya
nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah untuknya
dan untuk keluarganya. Misalnya, anak ditanya:
Siapakah yang memberimu pendengaran, penglihatan
dan akal? Siapakah yang memberimu kekuatan dan
kemampuan untuk bergerak? Siapakah yang
Pendidikan 33 Anak dalam Islam
memberi rizki dan makanan untukmu dan
keluargamu? Demikianlah, ditunjukkan kepadanya
nikmat-nikmat yang nyata dan dianjurkan agar cinta
dan syukur kepada Allah atas nikmat yang banyak
ini. Metode ini disebutkan dalam Al Qur'an, dalam
banyak ayat Allah menggugah minat para hamba-Nya
agar memperhatikan segala nikmat yang
dikaruniakan-Nya, seperti firman-Nya:
"Tidakkah kamu perhatian sesungguhnya Allah
telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang
di langit dan apa yang di bumi dan
menyempumakan untukmu nikmatnya lahir dan
batin..."(Surah Luqman : 20).
"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan
rizki kepadamu dari langit dan bumi...."(Surah Fathir
:3).
Dan dengan rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu
malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada
malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dai
karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu
bersyukur kepadan-Nya." (Surah Al Qashash : 73).
Pendidikan 34 Anak dalam Islam
2. Pengajaran sebagian hukum yang jelas dan tentang
halal-haram.
Diajarkan kepada anak menutup aurat, berwudhu, hukumhukum
thaharah (bersuci) dan pelaksanaan shalat. Juga
dilarang dari hal-hal yang haram, dusta, adu domba,
mencuri dan melihat kepada yang diharamkan Allah.
Pokoknya, disuruh menetapi syariat Allah sebagaimana
orang dewasa dan dicegah dari apa yang dilarang
sebagaimana orang dewasa, sehingga anak akan tumbuh
demikian dan menjadi terbiasa. Karena bila semenjak kecil
anak dibiasakan dengan sesuatu, maka kalau sudah
dewasa akan menjadi kebiasaannya.
Agar diupayakan pula pengajaran ilmu pengetahuan kepada
anak, sebagaimana kata Sufyan Al Tsauri: "Seorang bapak
barns menanamkan ilmu pada anaknya, karena dia
pmanggung jawabnya." (Muhammad Hasan Musa,
Nuzharul Fudhala' Tahdzib Siar A'lamin Nubala :Juz 1.)
3. Pengajaran baca Al Qur'an.
Al Qur'an adalah jalan lurus yang tak mengandung suatu
kebatilan apapun. Maka amat baik jika anak dibiasakan
membaca Al Qu~an dengan benar, dan diupayakan
semaksimalnya agar mengbafal Al Qur'an atau sebagian
besar darinya dengan diberi dorongan melalui berbagaicara.
Pendidikan 35 Anak dalam Islam
Karena itu, kedua orangtua bendaklah berusaha agar
putera puterinya masuk pada salah satu sekoiah tahfizh Al
Qur'an; kalau tidak bisa, diusahakan masuk pada salah
satu halaqah tahfizh. Diriwayatkan Abu Dawud dari Mu'adz
bin Anas bahwa Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda:
"Barang siapa membaca Al-quran dan mengamalkan
kandungan isinya, niscaya Allah pada hari kiamat
mengenakan kepada keda orang tuanya sebuah mahkota
yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari di
rumah-rumah dunia. Maka apa pendapatmu tentang orang
yang mengamalkan hal ini".
Para salaf dahulu pun sangat memperhatikan pendidikan
tahfizh Al Qur'an bagi anak-anak mereka. Syaikh Yasin bin
Yusuf Al Marakisyi menceritakan kepada kita tentang imam
AnNawawi, Rahimahullah, katanya: "Aku melihat beliau
ketika masih berumur 10 tahun di Nawa. Para anak kecil
tidak mau bermain dengannya dan iapun berlari dari
mereka seraya menangis, kemudian ia membaca Al Qur'an.
Maka tertanamlah dalam hatiku rasa cinta kepadanya.
Ketika itu bapaknya menugasinya menjaga toko, tetapi ia
tidak mau bejualan dan menyibukkan diri dengan Al
Qur'an. Maka aku datangi gurunya dan berpesan
kepadanya bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang
yang paling alim dan zuhud pada zamannya serta
Pendidikan 36 Anak dalam Islam
bermanfaat bagi umat manusia. Ia pun berkata kepadaku:
Tukang ramalkah Anda? Jawabku: Tidak, tetapi Allah-lah
yang membuatku berbicara tentang hal ini. Bapak guru itu
kemudian menceritakan kepada orangtuanya, sehingga
memperhatikan beliau dengan sungguh-sungguh sampai
dapat khatam Al Qur'an ketika menginjak dewasa."
4. Pengajaran hak-hak kedua orangtua,
Diajarkan kepada anak untuk bersikap hormat, taat dan
berbuat baik kepada kedua orangtua, sehingga terdidik dan
terbiasa demikian. Anak sering bersikap durhaka dan
melanggar hak-hak orangtua disebabkan karena kurangnya
perhatian orangtua dalam mendidik anak dan tidak
membiasakannya berbuat kebaikan sejak usia dini.
Firman Allah Ta'ala :
'Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
beribadah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
Pendidikan 37 Anak dalam Islam
penuh kesanyangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil." (Surah Al-Isra': 23-24).
Diriwayatkan dari Abu HurairahRadhiyallahu 'Anhu bahwa
Nabi bersabda:
"Terhinalah, terhinalah, dan terhinalah seseorang yang
mendapatkan salah seorang dari kedua orang tuanya atau
kedua-duanya berusia lanjut, tetapi tidak dapat masuk
surga"
Berikut ini kisah seorang anak muda yang berbuat baik
kepada bapaknya, disebutkan dalam kitab 'Uyunul Akhbar :
"Al Ma'mun rahimahullah berkata: Belum pernah saya
melihat seseorang yang amat berbuat baik kepada bapaknya
daripada Al Fadhl bin Yahya. Karena kebaikannya, sampai
bapaknya (Yahya) tidak berwudhu kecuali dengan air
hangat. Ketika keduanya berada dalam penjara, para sipir
melarang memasukkan kayu bakar di malam yang ding-in.
Maka Al Fadhl, ketika bapaknya tidur, bangun mengambil
teko yang biasa dia pergunakan untuk memanaskan air,
lalu ia isi air dan ia dekatkan pada api lampu. Ia pun tetap
berdiri memegangi teko sampai pagi. Ia lakukan hal ini
untuk berbuat baik kepada bapaknya agar dapat berwudhu
dengan air hangat."
Pendidikan 38 Anak dalam Islam
5. Pengenalan tokoh-tokoh teladan yang agung dalam
Islam.
Tokoh teladan kita yang utama yaitu Rasulullah Shallallahu
alaihi wasalam, kemudian para sahabat yang mulia
Radhiallahu 'Anhum dan pengikut mereka dengan baik yang
menjadi contoh terindah dalam segala aspek kehidupan.
Maka dikenalkan kepada anak tentang mereka, diajarkan
sejarah dan kisah mereka supaya meneladani perbuatan
agung mereka dan mencontoh sifat baik mereka seperti
keberanian, keprajuritan, kejujuran, kesabaran, kemuliaan,
keteguhan pada kebenaran dan sifat-sifat lainnya.
Kisah atau kejadian yang diceritakan kepada anak
hendaklah sesuai dengan tingkat pengertiannya, tidak
membosankan, dan difokuskan pada penampilan serta
penjelasan aspek-aspek yang baik saja sehingga mudah
diterima oleh anak.
Misalnya, diceritakan kepada anak kisah Rasulullah
bersama orang Yahudi yang menuntut kepada beliau agar
membayar uang pinjamannya, sebagai contoh akhlak baik
beliau:
Diriwayatkan bahwa ada seorang Yahudi yang
meminjamkan uang kepada Rasulullah lalu hendak
menagih hutangnya sebelum habis masanya. Maka
Pendidikan 39 Anak dalam Islam
dicegatnya Rasulullah di tengah jalan kota Madinah seraya
berkata: "Sungguh, kalian anak keturunan Abdul Muthalib
adalah orang-orang yang suka menangguhkan
/bayarhutang)"
Umar pun melihat kejadian itu dan amat marah, lalu
berkata: "Izinkanlah aku wahai Rasulullah, biar kupenggal
lehernya!" Tapi Nabi bersabda: "Aku dan kawanku sangat
tidak menginginkan hal itu, wahai Umar. Suruhlah ia
berperkara dengan baik dan suruhlah aku menyelesaikan
dengan baik."
Kemudian beliau berpaling kepada orangYahudi dan
bersabda: "Hai Yahudi, piutangmu akan dibayarkan besok.""
Contoh kisah tentang keberanian dan ketabahan,
diriwayatkan oleh Mu'adz bin Amr katanya: Pada waktu
Perang Badar kujadikan Abu Jahal sebagai sasaranku.
Begitu ada kesempatan, aku serang dia dan kupukul
sehingga terpotong separuh betis kakinya. Sementara,
anaknya Ikrimah bin Abu Jahal memukulku pada lengan
hingga terputus tanganku tetapi masih menempel dengan
kulit pada sisiku. Namun peperangan membuatku tak
perduli dengannya, karena aku ketika ifu berperang
sepanjang hari sambil menyeret tanganku dibelakang.
Setelah terasa sakit karenanya, kuletakkan kakiku
Pendidikan 40 Anak dalam Islam
di.atasnya ialu kutarik hingga terputus."
Sejarah umat Islam penuh dengan tokoh-tokoh agung dan
kisah-kisah menarik yang menunjukkan keutamaan dan
makna yang indah.
6. Pengajaran etiket umum.
Seperti etiket mengucapkan salam dan meminta izin, etiket
berpakaian, makan dan nninum,etiket berbicara dan
bergaul dengan orang lain. Juga diajarkan bagaimana
bergaul dengan kedua orangtua, sanak famili yang tua,
kolega orangtua, guru-gurunya, kawan-kawannya dan
teman sepermainannya.
Diajarkan pula mengatur kamamya sendiri, menjaga
kebersihan rumah, menyusun alat bermain, bagaimana
bermain tanpa mengganggu orang lain dan bagaimana
bertingkah laku di masjid dan disekolahan.
Pegajaran berbagai hal di atas dan juga lainnya pertamatama
harus bersumber kepada Sunnah Rasulullah , lalu
peri kehidupan para salaf yang shaleh, kemudian karya
tulis para pakar dalam bidang pendidikan dan tata
pergaulan.
Pendidikan 41 Anak dalam Islam
7. Pengembangan rasa percaya diri dan tanggung jawab
dalam diri anak.
Anak-anak sekarang ini adalah pemimpin hari esok. Karena
itu, harus dipersiapkan dan dilatih mengemban tanggung
jawab dan melaksanakan tugas yang nantinya akan mereka
lakukan.
Hal itu bisa direalisasikan dalam diri anak melalui
pembinaan rasa percaya diri, penghargaan jati dirinya, dan
diberikan kepada anak kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya dan apa yang terbetik dalam pikirannya, serta
diberikan kepadanya dorongan agar mengerjakan
urusannya sendiri, bahkan ditugasi dengan pekejaan rumah
tangga yang sesuai untuknya. Misalnya, disuruh untuk
membeli beberapa keperluan rumah dari warung terdekat;
anak perempuan diberi tugas mencuci piring dan gelas atau
mengasuh adik. Pemberian tugas kepada anak ini bertahap
sedikit demi sedikit sehingga mereka terbiasa mengemban
tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang sesuai bagi
mereka.
Termasuk pemberian tanggung jawab kepada anak, ia harus
menanggung resiko perbuatan yang dilakukannya. Maka
diajarkan kepada anak bahwa ia bertanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukannya serta dituntut untuk
Pendidikan 42 Anak dalam Islam
memperbaiki apa yang telah dirusaknya dan meminta maaf
atas kesalahannya.
Perhatikan kisah berikut yang menunjukkan rasa percaya
diri: Diriwayatkan oleh Al Hafizh Ibnu Asakir, ketika
Abdullah bin Az Zubair sedang bernain-main dengan anakanak
sebayanya, lewatlah khalifah Umar bin Khattab
Radhiyallahu 'Anhtr.
Maka larilah semua anak karena takut kepada beliau,
kecuali Abdullah bin Az Zubair yang masih tinggal di
tempat. Lalu Umar menghampirinya dan bertanya
kepadanya: "Kenapa kamu tidak lari bersama temantemanmu,
nak?" Dengan berani dan tenang Abdullah
menjawab: "Ya Amirul Mu'minin!
Aku bukan seorang yang bersalah sehingga harus takut,
dan jalan pun tidak sempit sehingga aku harus minggir.
Seorang anak jika terdidik untuk percaya diri akan mampu
mengemban tanggung jawab yang besar. Sebagaimana
putera-putera para sahabat, mereka berusaha sungguhsungguh
agar dapat ikut bersama para mujahidin
Fisabilillah; sampai salah seorang di antara mereka ada
yang menangis karena Rasulullah belum mengizinkannya
ikut berperang bersama pasukan, tetapi karena simpati
Pendidikan 43 Anak dalam Islam
terhadapnya beliau pun mengizinkannya; dan akhimya ia
termasuk salah satu syuhada dalam peperangan itu.
Rasulullah juga pernah mengangkat Usamah bin Zaid
sebagai komandan pasukan yang di antara anggotanya
terdapat Abu Bakar dan Umar, sekalipun masih muda belia
tetapi ia orang yang tepat untuk jabatan itu. Lalu, di
manakah anak-anak kita sekarang ini yang mampu
menduduki puncak yang tinggi?
MEMPERHATIKAN. ANAK PADA MASA REMAJA
Pada masa ini pertumbuhan jasmani anak menjadi cepat,
wawasan akalnya bertambah luas, emosinya menjadi kuat
dan semakin keras, serta naluri seksualnya pun
mulaibangkit.
Masa ini merupakan pendahuluan masa baligh.Karena itu,
para pendidik perlu memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah berikut dalam menghadapi remaja:
1. Hendaknya anak, putera maupun puteri, merasa
bahwa dirinya sudah dewasa karena ia sendiri
menuntut supaya diperlakukan sebagai orang
dewasa, bukan sebagai anak kecil lagi.
Pendidikan 44 Anak dalam Islam
2. Diajarkan kepada anak hukum-hukum akilbaligh
dan diceritakan kepadanya kisah-kisah yang dapat
mengembangkan dalam dirinya sikap takwa dan
menjauhkan diri dari hal yang haram.
3. Diberikan dorongan untuk ikut serta melaksanakan
tugas-tugas rumah tangga, seperti melakukan
pekerjaan yang membuatnya merasa bahwa dia
sudah besar.
4. Berupaya mengawasi anak dan menyibukkan
waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat serta
mancarikan teman yang baik.
Pendidikan 45 Anak dalam Islam
BEBERAPA KESALAHAN PARA PENDIDIK
Berikut ini sebagian kesalahan yang sering dilakukan oleh
para pendidik. Semoga Allah memberikan maunah
(pertolongan)-Nya kepada kita untuk dapat menjauhinya
dan menunjukkan kita kepada kebenaran.
1. Ucapan pendidik tidak sesuai dengan perbuatan.
Ini merupakan kesalahan terpenting karena anak
belajar dari orangtua beberapa hal. tetapi ternyata
bertentangan dengan apa yang telah diajarkannya.
Tindakan ini berpengaruh buruk terhadap mental
dan perilaku anak. Allah Azza Wa Jalla mencela
perbuatan ini dengan firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan"
(SurahAshShaff:2-3).
Bagaimana anak akan belajar kejujuran kalau ia
mengetahui orang tuanya berdusta? Bagaimana
anak akan belajar sifat amanah sementara ia
melihat bapaknya menipu ? Bagaimana anak akan
Pendidikan 46 Anak dalam Islam
belajar akhlak baik bila orang sekitamya suka
mengejek, berkata jelek dan berakhlak buruk?
2. Kedua orangtua tidak sepakat atas cara tertentu
dalam pendidikan anak.
Kadangkala seorang anak melakukan perbuatan
tertentu di hadapan kedua orangtua. tetapi
akibatnya sang ibu memuji dan mendorong sedang
sang bapak memperingatkan dan mengancam.
Anak akhimya menjadi bingung mana yang benar
dan mana yang salah di antara keduanya. Dengan
pengertiannya yang masih terbatas, ia belum
mampu membedakan mana yang benar dan yang
salah sehingga hal itu akan mengakibatkan anak
menjadi bimbang dan segala urusan tidak jelas
baginya.
Sementara, kalau kedua orangtua mempunyai cara
yang sama dan tidak memujukkan perbedaan ini,
niscaya tidak terjadi kerancuan tersebut.
3. Membiarkan anak jadi korban televisi.
Media massa mempunyai pengaruh yang besar
sekali dalam perilaku dan perbuatan anak dan
Pendidikan 47 Anak dalam Islam
media paling berbahaya adalah televisi. Hampir
tidak ada rumah yang tidak mempunyai televisi.
Padahal pengaruhnya demikian luas terhadap anak
maupun orang dawasa, terhadap orang-orang
berpengetahuan maupun yang terbatas
pengetahuannya Plomery, seorang peneliti
mengatakan:
"Anak pada umumnya, dan kebanyakan orang
dewasa, cenderung menerima tanpa mempertanyakan
segala informasi yang tampil di film-film
dan kelihatan realistis. Mereka dapat mengingat
materinya dengan cara yang lebih baik ... maka akal
pikiran mereka menelan begitu saja nilai-nilai yang
rendah itu.
Banyak pendidik yang tidak menaruh perhatian
bahwa anak mereka kecanduan menonton televisi.
Padahal ini sangat berpengaruh terhadap akhlak
dan fithrah mereka, sampai apa yang dinamakan
dengan acara anak-anak pun penuh dengan
pemikiran-pemikiran keji yang diperoleh anak
melalui acara yang ditayangkan. Banyak film kartun
yang berisi kisah cinta dan roman ... sampai
diantara anjing atau binatang lainnya.
Pendidikan 48 Anak dalam Islam
Tidakkah Anda melihat bagaimana seekor kucing
betina dalam acara itu - ditampilkan sangat
anggun ... berdandan dengan bulu mata panjang
dan mata yang bercelak indah ... serta buah dada
yang montok ... berlenggak lenggok untuk menggaet
hati sang kucing jantan."
Penampilan perang tanding untuk wanita, juga
mabuk-mabukan merokok, mencuri, melakukan
tipu muslihat, berdusta dan sifat-sifat lainnya yang
tidak sopan... Tayangan ini semua menyerbu dunia
anak dan menodai fithrah yang suci dengan dalih
acara anak-anak".
Oleh karena itu anak-anak kita harus dilindungi
dari perangkat yang merusak ini. Hal ini, tak
diragukan lagi, bukan sesuatu yang mudah tetapi
juga tidak mustahil, jika kita ingin menjaga akhlak
putera-puteri kita dan mempersiapkan mereka
untuk mengemban misi agama dan umat. Semoga
Allah melimpahkan ma'unah-Nya kepada kita.
4. Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak
kepada pembantu atau pengasuh.
Kesalahan yang amat serius danbanyak tejadi di
masyarakat kita adalah fenomena kesibukan ibu
Pendidikan 49 Anak dalam Islam
dari peran utamanya merawat rumah dan anakanak
dengan hal-hal yang tentunya tak kalah
penting dari pendidikan anak. Misalnya, sibuk
dengan karir di luar rumah, atau sering
mengadakan kunjungan, menghadiri pertemuan,
atau hanya karena malas-malasan dan tidak mau
menangani langsung urusan anak.
Padahal ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan
anak dan nilai-nilai yang diserapnya Sebab, "Anak
kecil adalah orang pertama yang dirugikan dengan
keluamya ibu dari rumah untuk berkarir. Ia akan
kehiLangan kasih sayang, sebab sang ibu
membiarkannya dalam perawatan wanita lain seperti
pembantu, atau membawanya ke tempat
pengasuhan. Dan bagaimanapun, anak akan
kehilangan kasih sayang ibu.
Ini berbahaya sekali terhadap kejiwaan anak dan
masa depannya, karena anak berkembang tanpa
kasih sayang. jika anak miskin kasih sayang, ia pun
akan bertindak keras terhadap para anggota
masyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam
kehancuran, keretakan dan kekerasan. Teryata,
orang lain tidak menaruh perhatian untuk membina
Pendidikan 50 Anak dalam Islam
anak dan mendidiknya berakhlak mulia
sebagaimana yang dilakukan keluarganya. Hal ini
mendatangkan mala petaka bagi anak dan
masyarakat."
Terkadang pembantunya adalah orang kafir,
akibatnya si anak pun terpengaruh dengan akidah
yang menyimpang atau akhlak yang rusak yang
didapatkan darinya.
Maka, jika kita terpaksa mengambil pembantu,
usahakanlah mendapat pembantu muslimah yang
baik dan usahakan tidak bersama anak kecuali
sebentar saja dalam keadaan terpaksa.
5. Pendidik menampakkan kelemahannya dalam
mendidik anak.
Ini banyak tejadi pada ibu-ibu dan kadangkala
terjadi pada bapak-bapak. Kita dapatkan, misalnya,
seorang ibu berkata: "Anak ini mengesalkan. Aku
tidak sanggup. Tak tahu, apa yang kuperbuat
dengannya. Padahal anak mendengarkan ucapan ini
maka ia pun merasa bangga dapat mengganggu
ibunya dan membandel karena dapat menunjukkan
keberadaannya dengan cara itu.
6. Berlebihan dalam memberi hukuman dan balasan.
Pendidikan 51 Anak dalam Islam
a. Hukuman:
Hukuman adalah sesuatu yang disyariatkan
dan termasuk salah satu sarana pendidikan
yang berhasil yang sesekali mungkin
diperlukan pendidik.
Namun ada yang sangat berlebihan dalam
menggunakan sarana ini, sehingga membuat
sarana itu berbahaya dan berakibat yang
sebaliknya. Seperti kits mendengar ada
orangtua yang menahan anaknya beberapa
jam dikamar yang gelap jika melakukan
kesalahan; ada juga yang mengikat anaknya
jika berbuat sesuatu hal yang
mengganggunya.
Hukuman bertingkat-tingkat, mulai dari
pandangan yang mempunyai arti hingga
hukuman berupa pukulan. Pendidik mungkin
perlu menggunakan hukuman yang lebih dari
pada sekedar pandangan yang memojokkan
atau kata-kata celaan bahkan mungkin
terpaksa menggunakan hukuman berupa
pukulan; namun ini merupakan penyelesaian
Pendidikan 52 Anak dalam Islam
akhir, tidak diperlukan kecuali jika tidak ada
cara lain.
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan
hukuman berupa pukulan antara lain:
 Tidak dipergunakan hukuman ini
kecuali jika tidak ada cara laIn lagi.
 Pendidik tidak balehmemukul ketika
dalam keadaan marah sekali, karena
dikhawatirkan akan membahayakan
anak.
 Tidak memukul pads bagian-bagian
yang menyakitkan, seperti: wajah,
kepala dan dada.
 Pukulan pada tahap-tahap pertama
hukuman tidak keras dan tidak
menyakitkan serta tidak boleh lebih dari
tiga kali pukulan, kecuali bila terpaksa
dan tidak melebihi sepuluh kali
pukulan.
 Tidak boleh dipukul anak yang berumur
di bawah sepuluh tahun.
Pendidikan 53 Anak dalam Islam
 Jika kesalahan anak baru pertama kali
ia diberi kesempatan bertobat dan minta
maaf atas perbuatannya. Juga dibuat
supaya ada penengah yang kelihatannya
mengusahakan pemaafan baginya
setelah berjanji tidak mengulangi.
 Hendaklah pendidik sendiri
yangmemukul anak, tidak
menyerahkannya kepada salah satu
saudara atau temannya karena ini
dapat menimbulkan kebarian dan
kedengkiannya terhadap anak lain yang
ikut menghukumnya.
 Jika anak menginjak usia dewasa dan
pendidik berpendapat bahwa sepuluh
kali pukulan tidak cukupmembuat jera
anak, maka pendidik boleh
menambahnya.
7. Berusaha mengekang anak secara berlebihan.
Yaitu tidak diberi kesempatan bermain bercanda dan
bergerak ini bertentangan dengan tabiat anak dan
bisa membahayakan kesehatannya, karena
permainan penting bagi pertumbuhan anak dengan
Pendidikan 54 Anak dalam Islam
baik. "Permainan di tempat yang bebas dan luas
termasuk faktor terpenting yang membantu
pertumbuhan jasmani anak dan menjaga
kesehatannya—"
Maka orangtua seyogianya tidak mencegah anakanak
yang sedang asyik bermain pasir ketika wisata
ke tepi pantai atau di tengah padang pasir. Karena
itu merupakan waktu bersenang-senang dan
bermain, bukan waktu berdisiplin. Tidak ada waktu
kebebasan bergerak bagi anak-anak kecuali dalam
kesempatan wisata yang bebas seperti ini. Maka
sekali-kali mereka harus dibiarkan.
8. Mendidik anak tidak percaya diri dan
merendahkan pribadinya.
Sayang ini banyak tejadi di kalangan bapak-bapak;
padahal ini berpengaruh jelek terhadap masa depan
anak dan pandangannya pada kehidupan. Karena
anak yang terdidik rendah pribadi dan tidak percaya
diri akan tumbuh menjadi penakut lemah dan tidak
mampu menghadapi beban dan tantangan hidup,
bahkan setelah dawasa.
Karena itu, seyogianya kita mempersiapkan anakanak
kita untuk dapat mekksanakan tugas-tugas
Pendidikan 55 Anak dalam Islam
dien dan dunia. Dan hal ini tidak tercapai kecuali
dengan mendidik mereka memiliki rasa percaya dan
harga diri namun tidak sombong dan takabur; serta
senantiasa mengupayakan agar anak dikenalkan
kepada hal-hal yang bernilai tinggi dan dijauhkan
dari hal-hal yang bernilai rendah.
Sebagai contoh:
Pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik
terjadi kekeringan di daerah Badui maka
berdatanganlah penduduk berbagai suku kepada
Hisyam dan berkunjung kepadanya. Di antara
mereka terdapat Dirwas bin Habib, usianya baru 14
tahun.
Mereka pun bertahan diri dan membuat Hisyam
takut. Berkatalah Hisyam kepada penjaganya:
"Siapapun dibiarkan menghadap kepadaku, bahkan
hingga anak-anak?". Dirwas menyadari bahwa
dirinya yang dimaksud, maka iaberkata:"Ya Amirul
Mu'minin! Sungguh kunjunganku tidak bemtaksud
merendahkan baginda sedikitpun tapi untuk
memberikan kehormatan bagiku. Dan orang-orang
ini datang untuk suatu keperluan yang membuat
mereka bertahan karenanya. Ucapan adalah
pengungkapan dan diam adalah penyembunyian.
Pendidikan 56 Anak dalam Islam
Ucapan tidak dapat dikenal kecuali dengan
diungkapkan—" Merasa kagum dengan ucapannya
lalu berkatalah Hisyam:
"Bagus, ungkapkanlah!" Kata Dirwas: "Ya Amirul
Mu'minin! Kami telah ditimpa tiga kali paceklik:
pertama, mencairkan lemak; kedua, memakan
daging: dan ketiga, mengeluarkan sumsum tulang.
Sedang di tangan baginda ada kelebihan harta
kekayaan. Jika itu milik Allah bagikanlah kepada
hamba-hamba Allah yang berhak. Tetapi jika milik
hamba-hamba Allah, maka kenapa baginda tahan?
Dan jika hak milik baginda maka sedekahkanlah
kepada mereka, karena sesungguhnya Allah
memberikan pahala kepada orang-orang yang
bersedekah dan tidak melalaikan balasan orangorang
yang berbuat baik. Ketahuilah, Amirul
Mu'minin!
Kedudukan pemimpin dari rakyat ibarat ruh pada
jasad, tidak ada kehidupan bagi jasad kecuali
dengannya." Kata Hisyam: "Anak ini tidak memberi
sedikitpun alasan dalam salah satu dari ketiga hal
tersebut." Kemudian ia perintahkan untuk
membagikan kepada orang-orang Badui 100.000
Pendidikan 57 Anak dalam Islam
dirham dan kepada Dirwas 100.000 dirham. Maka
Dirwas berkata: "Ya AmirulMu'minin! Berikanlah
sejumlah uang ini kembali kepada orang-orang
Baduiku, karena aku tak mau jikap pemberian yang
telah diperintahkan Amirul Mu'minin tadi tidak
dapat memenuhi hajat mereka."
Hisyam bertanya:
"Mengapa kamu tidak menyebutkan hajat
pribadimu?" Jawabnya: "Aku tidak punya hajat
selain hajat semua kaum Muslimin." Perhatikan rasa
percaya anak muda ini pada dirinya dan
keberaniannya dalam kebenaran.
Pendidikan 58 Anak dalam Islam
PENUTUP
Firman Allah Ta'ala:
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu ….(Surah Al Mu'min: 60)
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia
memohon kepada-Ku….." (Surah Al-Baqarah : 186).
Diriwayatkan dari An Nu'man bin Basyir Radhiyallahu
'Anhu bahwa Nabi bersabda: "Do'a adalah ibadah"
Doa mempunyai peranan yang penting sekali dalam
pendidikan anak, bahkan dalam seluruh urusan kehidupan,
dan hanya Allah'Azza wa Jalla yang memberikan taufik dan
hidayah.Seorang muslim mungkin telah berusaha maksimal
dalam upaya mendidik anaknya agar menjadi orang shaleh
tetapi tidak berhasil.
Sebaliknya, ada anak yang menjadi orang shaleh sekalipun
terdidik di tengah lingkungan yang menyimpang dan jelek;
bahkan mungkin dibesarkan tanpa mendapat perhatian
Pendidikan 59 Anak dalam Islam
pendidikan dari kedua orangtua jadi, petunjuk itu sematamata
dari Allah. Dialah yang berfirman:
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya…"( Al-
Qashash : 56).
Maka kita semua tidak boleh melupakan aspek ini dan
wajib memohon dan berdo'a kepada Allah semoga berkenan
menjadikan kita dan anak keturunan kita orang-orang yang
shaleh, hanya Dialah yang memberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar